CONTOH PROPOSAL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU TAHUN 2014 JUDUL EFEK KETIDAK COCOKAN SOSIAL ANTARA STAF AUDIT DAN MANAJEMEN KLIEN DALAM PROSES PENGUMPULAN BUKTI AUDIT

Sponsored Link
Ads[300x250]
CONTOH PROPOSAL SKRIPSI AKUNTANSI TERBARU TAHUN 2014 JUDUL EFEK KETIDAK COCOKAN SOSIAL ANTARA STAF AUDIT DAN MANAJEMEN KLIEN DALAM PROSES PENGUMPULAN BUKTI AUDIT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Contoh Proposal Skripsi Akuntansi
Dewasa ini, audit laporan keuangan oleh auditor eksternal memiliki peran penting dalam lingkungan bisnis. Salah satu contoh nyata peran audit laporan keuangan adalah jika kreditur menilai ada risiko informasi yang minim karena laporan keuangan peminjam (manajemen klien) yang diaudit, risiko bank secara substansial berkurang dan tingkat bunga secara keseluruhan untuk peminjam
dapat dikurangi. Pengurangan risiko informasi dapat memiliki efek yang signifikan pada kemampuan peminjam untuk mendapatkan modal dengan biaya yang wajar. Pengertian audit laporan keuangan adalah proses akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi keuangan guna menentukan dan melaporkan pada tingkat korespondensi antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, Elder dan Weasley, 2010). contoh proposal skripsi
Proses audit laporan keuangan memerlukan bukti audit sebagai dasar penilaian opini audit. Menurut Mulyadi (2002) bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka maupun informasi lain yang tertera dalam laporan keuangan. Auditor menggunakan bukti audit sebagai dasar yang layak untuk menyatakan opini atas laporan keuangan yang diaudit. Bukti audit dibagi menjadi
dua jenis, yaitu tipe data akuntansi dan informasi penguat (bukti tambahan). Tipe data akuntansi terdiri dari sistem pengendalian internal manajemen klien dan catatan akuntansi klien berupa jurnal, buku besar dan buku pembantu. Informasi penguat terdiri dari bukti fisik dan bukti dokumenter. Bukti fisik yang dimaksud adalah bukti yang diperoleh dari proses inspeksi atau perhitungan aktiva
berwujud. Sedangkan bukti dokumenter adalah pernyataan yang dibuat oleh pihak lain.
Bukti audit ini dikumpulkan oleh staf audit. Pada umumnya, staf audit adalah audit yang berusia 21 hingga 24 tahun, baru saja menyelesaikan pendidikan strata 1 dan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang audit. Kemampuan dan pengalaman staf audit yang belum berkembang ini dapat menjadi kendala selama pengumpulan bukti audit karena umumnya manajemen
klien yang ditemui staf audit adalah sosok yang lebih berpengalaman sehingga keadaan ini membuat staf audit merasa terintimidasi. Selain itu, selisih usia yang signifikan antara staf audit dan manajemen klien membuat komunikasi diantara mereka agak terhambat. Manajemen klien yang berusia lebih tua dibanding staf audit cenderung kurang sabar dengan kinerja staf audit yang belum berpengalaman. Proposal skripsi akuntansi terbaru

Tak jarang, manajemen klien juga merasa terganggu atas interupsi dan pertanyaan yang diajukan staf audit. Manajemen klien merasa bahwa pertanyaan yang diajukan oleh staf audit tersebut merupakan hal mendasar dan sudah seharusnya diketahui oleh staf audit sebagai auditor eksternal. Hal ini membuat manajemen klien menghindari pertemuan dengan staf audit, sesuai dengan survey
yang dilakukan oleh Bennet dan Hatfield pada tahun 2012.
Menurut penelitian psikologi oleh Schlenker tahun 1980 dan Brief tahun 1998 dalam Bennet dan Hatfield (2012), staf audit juga cenderung menghindari keadaan yang tidak menyenangkan atas komunikasi langsung dengan manajemen klien. Contohnya adalah intimidasi manajemen klien. Intimidasi oleh manajemen klien dapat berupa nada bicara yang tinggi, raut muka yang kurang bersahabat dan pernyataan yang dapat menurunkan kepercayaan diri staf audit. Manajemen klien
yang lebih tua dan berpengalaman cenderung meremehkan kemampuan staf audit, sehingga mendorong staf audit untuk mengurangi intensitas interaksi dengan manajemen klien.

Pembatasan interaksi langsung oleh staf audit dengan manajemen klien akan mempengaruhi jumlah dan kualitas bukti audit yang terkumpul. Jika bukti audit yang terkumpul kurang mencerminkan keadaan keuangan perusahaan, maka hal ini akan berpengaruh pada kualitas audit. Singkatnya, staf audit harus mampu menjaga hubungan dengan manajemen klien untuk mendapatkan bukti audit
sehingga opini audit yang dihasilkan dapat mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sesungguhnya. Salah satu solusi untuk mengumpulkan bukti audit tanpa bertatap muka
langsung dengan manajemen klien adalah melalui surat elektronik atau e-mail.
Tetapi menurut penelitian Kock (2005) dalam Bennet dan Hatfield (2012), komunikasi melalui elektronik atau media lain dapat meningkatkan resiko kesalahan interpretasi data dan kurang diminati dalam tugas audit yang beresiko tinggi.
Saat bertemu langsung dengan manajemen klien, staf audit akan mendapatkan bukti audit yang diperlukan dan staf audit dapat mengajukan pertanyaan langsung pada manajemen klien terkait bukti audit yang diterima. Hal ini akan meningkatkan kualitas bukti audit.
Penelitian selanjutnya oleh Manly dan Thomas tahun 2009; Reutter tahun 2010; Wilson dan Remer tahun 2010 dalam Bennet dan Hatfield (2012) menunjukkan bahwa perusahaan khawatir akan preferensi staf audit menggunakan komunikasi elektronik dibanding komunikasi langsung dengan tatap muka. Mengacu pada penelitian sebelumnya, penulis ingin mereplika penelitian
dengan perbedaan :
1. Tahun penelitian 2014
2. Lokasi penelitian adalah di Kota Semarang
3. Sampel penelitian adalah staf audit Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Silahkan anda download gratis contoh proposal skripsi akuntansi di sini
Ads[300x250]